Sunday, October 13, 2013

Ngakak bersama syukurnya kepada Alloh atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Sementara itu bagi yang kurang beruntung, fakir, miskin, kaum dhuafa, dan anak-anak yang terlantar dapat menikmati daging hasil qurban yang jarang bisa didapatkan di hari-hari biasanya. Disaat-saat suasana yang penuh kegembiraan ini hati saya tergelitik oleh salah satu acara di televisi swasta yang sedang memberitakan tentang Vegetarian, dari mulai manfaatnya, komunitasnya sampai rumah makan yang menjual khusus vegetarian. Pada prinsipnya vegetarian adalah sebutan bagi orang yang hanya makan sayur-mayur, buah dan atau yang dihasilkan dari tumbuhan, dengan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan seperti daging dan unggas, namun masih mungkin pada beberapa vegetarian yang mengonsumsi makanan laut seperti ikan, atau produk olahan hewan seperti telur, keju, atau susu. “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS. An Nahl : 66) Dalam Firman-Nya Alloh SWT telah menjelaskan bahwa Binatang Ternak (Sapi, Domba, Kambing, Ayam, dll.) itu Halal dimakan baik Dagingnya maupun susunya. “Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-An’am :142) Dilihat dari penyebabnya, ada beberapa jenis vegetarian: Vegetarian karena Penyakit. Orang lanjut usia atau orang yang memiliki penyakit tertentu kadang dianjurkan oleh dokter untuk menghindari makanan-makanan hewani yang mengandung banyak kolesterol tinggi atau bisa juga tubuhnya alergi terhadap makanan berprotein hewani. Bila keadaan yang mendesak seperti ini maka boleh saja menghindari makanan hewani karena sebab darurat. Vegetarian karena Trauma. Ada sebagian orang yang memiliki trauma terhadap makanan hewani, trauma yang didapat waktu kecil berdampak sampai anak tersebut menjadi dewasa. Contoh trauma masa kecil yaitu ketika memakan ikan, duri yang ada masih menyangkut di tenggorokan dan menimbulkan rasa sakit, di kasus lain terkadang bau amis pada daging juga bisa menimbulkan trauma. Bila dipaksakan memakan makanan hewani yang tidak disukai maka bisa terjadi mual-mual dan muntah. Jadi vegetarian ini tidak senang akibat trauma terhadap daging tetapi dia tetap meyakini kalau makanan itu adalah halal baginya dan pada dasarnya dia boleh memakannya. Maka ini pun boleh sesuai dengan sabda Nabi Muhammad tentang kadal padang pasir: “Saya tidak memakannya tapi tidak mengharamkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5110 dari Ibnu Umar) Vegetarian karena gaya hidup Saat ini sering terdengar di masyarakat gaya hidup vegetarian, baik di media cetak, elektronik maupun dunia maya sering memperbincangkan gaya hidup ini. Berbagai acara tv sering dibahas masalah ini. Alasan utamanya adalah untuk kesehatan dan disinyalir daging (makanan hewani) merupakan penyebab banyak penyakit serius pada manusia sehingga perlu di hindari bahkan tidak dikonsumsi sama sekali. Sampai dibuatlah rumah makan yang menjual serba vegetarian bahkan ada juga yang menunya tetap daging tapi bukan sembarang daging, daging yang diolah dari kedelai atau yang semacamnya sehingga rasa Hasilnya bukan tidak sedikit yang ikut-ikutan menjadi vegetarian dan mengkampayekan hidup sehat tanpa daging, padahal jelas-jelas Alloh SWT telah menghalalkan daging seperti pada firman-Nya yang telah disebutkan diatas. “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengharamkan hal-hal baik yang Allah telah halalkan untuk kalian.” (QS. Al-Maidah : 87) “dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezeki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am :140) “Katakanlah: ‘Bawalah kemari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan (makanan yang kamu) haramkan ini.’ Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu mengikuti hawa hafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Rabb mereka.” (QS. Al-An’am 6:150) Kesimpulannya adalah Kita sebagai umat muslim hendaknya bergembira dengan datangnya Hari Raya Idul Adha dengan cara bertakbir dan bagi yang berkecukupan/mampu selayaknya berqurban. Apa-apa yang telah dihalalkan oleh Alloh SWT sudah seharusnya kita halalkan dan kita makan. Karena dibalik setiap apa yang dilarang oleh Alloh sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafasI.”